Uncategorized

DUGAAN PUNGLI ID card, LSM GEMPUR COPOT KAKAN KEMENAG TAPSEL

LOVANEWS COM.SUMUT

  1. Suasana di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Jalan Kenanga, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, mendadak tegang pada Senin (3/11/2025).

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemantau Uang Rakyat (GEMPUR) Tabagsel menggelar aksi demonstrasi menuntut kejelasan atas dugaan pungutan liar (pungli) dalam proses pembuatan ID Card bagi pegawai di lingkungan Kemenag Tapsel.

Dalam orasi mereka, para peserta aksi menyoroti adanya praktik pemungutan biaya yang disebut mencapai Rp120 ribu per orang, yang dinilai menyalahi aturan dan mencederai nilai-nilai integritas lembaga keagamaan.

Ketua GEMPUR Tabagsel, Alpin Praja Tanjung, menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti kuat atas dugaan pungli tersebut dan siap membeberkannya kepada aparat penegak hukum.

“Kami punya data lengkap dan siap dipanggil untuk memberikan keterangan. Jangan ada pembiaran terhadap praktik kotor yang jelas-jelas mencoreng nama baik Kemenag,” tegas Alpin di hadapan massa dan aparat keamanan.

Lebih lanjut, Alpin menuding Kepala Kantor Kemenag Tapsel gagal menjalankan fungsi pengawasan terhadap bawahannya. Menurutnya, lemahnya pengawasan menjadi penyebab utama munculnya praktik pungli yang merusak citra lembaga.

“Kami mendesak Kakan Kemenag Tapsel dicopot dari jabatannya, karena dianggap tidak mampu memimpin dan mengawasi bawahannya dengan baik,” ujarnya.

Menanggapi aksi tersebut, Kasi Pakis Kemenag Tapsel, Hilman Muhammad Akhir, turun langsung menemui massa. Ia menjelaskan bahwa Kepala Kantor Kemenag Tapsel sedang menjalankan tugas di luar daerah.

“Kami akan menampung dan meneruskan seluruh aspirasi serta tuntutan dari rekan-rekan mahasiswa kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti,” katanya menenangkan massa.

Namun pernyataan itu belum memuaskan para pengunjuk rasa. Alpin menegaskan bahwa GEMPUR akan terus mengawal persoalan ini hingga ada tindakan nyata dari pihak berwenang.

“Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan kembali turun dengan jumlah massa yang lebih besar, bahkan akan menggelar aksi lanjutan di Kanwil Kemenag Sumatera Utara, untuk mendesak pencopotan Kakan Kemenag Tapsel,” ancamnya dengan nada keras.

Aksi damai yang berlangsung sekitar satu jam itu mendapat pengawalan ketat dari aparat Polri dan TNI untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif.

Meski demikian, seruan GEMPUR menjadi sinyal keras agar pihak Kemenag Tapsel dan penegak hukum tidak mengabaikan dugaan pungli yang dinilai dapat mencoreng kredibilitas lembaga keagamaan.

Baron/time

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button